Hikmah Sedekah, Usaha Ibu Riva Makin Berkah

Hikmah Sedekah, Usaha Ibu Riva Makin Berkah

Kalimat “yang muda yang berkarya” rupanya cocok untuk menggambarkan ibu muda asal Sentul, Kota Blitar, Jawa Timur. Riva Redianita Hapsari yang merupakan seorang dokter ini patut disebut tokoh inspiratif sebab kisah hidupnya yang menarik. Di kala pemuda sekarang banyak yang kehilangan semangat mudanya, beliau justru semakin termotivasi menjadi ibu muda yang produktif. Ibu Riva juga dikenal sebagai orang yang dermawan.

Bekerja di salah satu Rumah Sakit Swasta Kota Blitar tidak membuat beliau lepas dari sifat kasih sayangnya. Terlihat dari bagaimana beliau meninggalkan pekerjaannya tersebut demi merawat anak-anak dan keluarganya. Beliau pun mengaku menjadi seorang Full Time Mom menjadi tantangan tersendiri dan membuatnya semakin produktif.

Bulan Februari tahun lalu, beliau resmi membuka usaha bernama “Bakpao Nampol”. Kecintaannya pada produk roti dan bakpao lah yang menginspirasi hal ini. Bakpao yang Ibu Riva ciptakan dibuat sedemikian rupa agar menjadi bakpao premium yang enak dan sehat.Hal ini karena bakpao milik Ibu Riva menggunakan bahan baku tepung terigu dan tepung gandum yang dinilai lebih sehat dan memiliki banyak serat.

Sebab sifat kedermawanannya, Ibu Riva jadi memiliki pandangan yang menarik terkait sedekah. “Semakin pelit, semakin hitungan, maka akan semakin sulit” adalah kata-kata andalannya. Beliau meyakini bahwa apa yang kita beri akan kembali kepada diri kita sendiri. Tidak hanya berupa materi, tetapi kesehatan, kemudahan, anak-anak yang sholeh dan sholehah, serta suami yang sangat menyayangi keluarganya.

Alhamdulillah berkat kerja keras dan konsisten bersedekah, Bakpao Nampol sudah bisa mendirikan outlet pertamanya di Kota Blitar. Selain melayani pembelian langsung, Bakpao Nampol juga telah mengirimkan produk-produknya dalam bentuk frozen food ke luar kota terutama Malang, Surabaya, Jakarta, bahkan sudah sampai ke Papua. Bakpao Nampol juga telah bersinergi bersama LMI dalam kegiatan yatim terdampak banjir bulan November kemarin. MasyaAllah.


Tunaikan Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf melalui Lembaga Amil Zakat Nasional LMI, transfer bank:
BSI: 708 2604 191
a.n Lembaga Manajemen Infaq

atau klik https://www.zakato.co.id/payment/?pid=1425

Konfirmasi: 0823 3770 6554


LAZ Nasional LMI Jakarta – Banten – Jawa Barat
Jalan Desa Putera No.5 RT 1 RW 17, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan
www.zakato.co.id | Hotline: 0823 3770 6554
SK Kementrian Agama Republik Indonesia No. 672 Tahun 2021
SK Nazhir Wakaf Uang BWI No. 3.3 00231 Tahun 2019

Tak Perlu Menunggu Tua untuk Hijrah

Tak Perlu Menunggu Tua untuk Hijrah

Hijrah artinya adalah pindah, yang dalam sejarahnya diartikan sebagai perpindahan kaum muslimin dari Makkah ke daerah lain, baik Habasyah, Thoif, Maupun Yatsrib yang kelak dikenal sebagai Madinah. Peristiwa hijrah yang paling dikenal dalam sejarah Islam adalah hijrah dari Makkah ke Madinah saat kondisi Makkah waktu tidak memungkinkan untuk menyebarkan dakwah Islam. Perintah hijrah waktu itu terasa berat bagi sebagian orang, karena harus meninggalkan keluarga yang tidak seiman, meninggalkan kampung halaman, ternak, ladang dan perkebunan. Hijrah yang demikian merupakan hijrah makani (pindah tempat). Setelah Makkah direbut kembali oleh umat Islam dan penduduknya berbondong-bondong memeluk Islam, kewajiban hijrah makani sudah tidak ada lagi. Yang ada adalah hijrah maknawi. Rasulullah waktu itu bersabda: لا هجرة بعد الفتح ولكن جهاد ونية Tidak ada kewajiban hijrah setelah fathu Makkah, melainkan kewajiban jihad dan memperbaiki niat. kewajiban hijrah maknawi secara garis besar meliputi dua dimensi, yaitu dimensi ibadah dan dimensi akhlak. Setiap orang harus hijrah, karena setiap orang harus memperbaiki diri dan tidak boleh merasa puas dengan capaian kebaikannya sendiri. Ada kecenderungan bahwa orang enggan untuk berhijrah dan memperbaiki diri saat merasa memiliki waktu yang masih panjang karena usianya masih muda. Seolah mereka mampu membuat perencanaan terhadap umurnya sendiri, masa muda untuk bersenang-senang menikmati hidup, setelah tua baru akan bertaubat dan memperbaiki diri. Padahal siapa yang menjamin bahwa seseorang baru akan meninggal setelah tua?
Sekali-kali cobalah kita hitung siapa saja teman, keluarga dan kerabat yang sudah meninggal sementara usianya lebih muda dari kita. Jumlahnya pasti banyak. Kenapa mereka mendahului kita? Tentu karena umur tidak mengenal urutan usia. Hal yang sama bisa saja kita alami, kita meninggal sebelum orang-orang yang lebih tua dari kita di lingkungan tempat kita tinggal. Hidup ini ibarat melangkahkan kaki di malam yang gelap tanpa cahaya sama sekali. Kita tidak akan menyadari jurang di depan kita yang akan membuat kita terperosok. Kita hakekatnya melangkahkan kaki menuju kuburan, tapi kita tidak tahu tinggal berapa langkah lagi untuk sampai. Jadi, berhijrah dan mempebaiki diri itu harus dilakukan sekarang juga, karena kita tidak tahu apakah kita ini akan mengalami masa tua atau tidak. Bisa saja besok pagi kita sudah tidak ada lagi di dunia ini …. Lalu kapan hijrahnya?
Ustadz Nasiruddin Al Bajuri, S. Ag., M. Th. I. Dewan Pengawas Syariah Laznas LMI — Tunaikan Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf melalui Lembaga Amil Zakat Nasional LMI, transfer bank: BSI: 708 2604 191 a.n Lembaga Manajemen Infaq atau klik https://www.zakato.co.id/payment/?pid=1425 Konfirmasi: 0823 3770 6554
LAZ Nasional LMI Jakarta – Banten – Jawa Barat Jalan Desa Putera No.5 RT 1 RW 17, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan www.zakato.co.id | Hotline: 0823 3770 6554 SK Kementrian Agama Republik Indonesia No. 672 Tahun 2021 SK Nazhir Wakaf Uang BWI No. 3.3 00231 Tahun 2019